18. PENGORGANISASIAN
FORMAL
Pengertian
pengorganisasian
Istilah Organizing berasal dari perkataan “organism” yangmempunyai arti
menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagianyang terintegrasi sehingga
mempunyai hubungan yang salingmempengaruhi satu dengan lainnya Adapun beberapa
definisi dari pengorganisasian yangdiungkapkan oleh para ahli manajemen, yang
antara lain adalah:
a) Pengorganisasian
adalah aktivitas menyusun dan membentukhubungan-hubungan kerja antara
orang-orang sehingga terwujudsuatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan
yang telahditetapkan.
b) Menurut George
R. Terry, pengorganisasian sebagai kegiatanmengalokasikan seluruh pekerjaan
yang harus dilaksanakan antarakelompok kerja dan menetapkan wewenang tertentu
serta tanggungjawab masing-masing yang bertanggung jawab untuk setiapkomponen
dan menyediakan lingkungan kerja yang sesuai dantepat.
c) Menurut Siagian
berpendapat bahwa pengorganisasian merupakankeseluruhan proses pengelompokkan
orang-orang, alat-alat, tugastugas,tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa
sehinggatercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatukesatuan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Dari pengertian di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwapengorganisasian adalah suatu kegiatan untuk
mengelompokkan orang-orang dengan tugas dan fungsinya masing-masing
yangkesemuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengorganisasian :
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengorganisasian :
Pengorganisasian sendiri merupakan suatu proses yang harusdilakukan terus menerus secara berkesinambungan, untuk itu perludiperhatikan beberapa faktor di bawah ini:
a) Struktur
organisasi harus merefleksikan tujuan-tujuan danrancangan sebab
aktivitas-aktivitas organisasi justru bersumberdari kedua aspek tersebut
b) Struktur juga
hendaknya memberikan gambaran garis kekuasaanpara manajer organisasi. Hal ini
bergantung pada tipe dan jenisorganisasi
c) Struktur
organsasi harus merefleksikan lingkungannya baik yangmenyangkut ekonomi,
teknologi, politik, sosial maupun etiksehingga tidak akan bertentangan dengan
kesemua faktor tersebut.Selain itu, struktur organisasi juga harus dapat
membantukelompok/individu mencapai tujuan secara efisien di dalam
situasimendatang yang berubah-ubah.d) Organisasi harus diisi dengan tenaga manusia.
Tanpa adanyamanusia yang dapat melaksanakan segala fungsi
keorganisasianmustahil organisasi tersebut dapat berjalan. Karena kunci pokok
dari organisasi adalah sumber daya manusia yang handal dan memiliki kemampuan
sesuai dengan bidangnya.
Teori-teori
pengorganisasian
TEORI ORGANISASI KLASIK
Konsep-konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun
1800-an, dan konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik
(classical theory ) atau kadang-kadang disebut dengan teori tradisional.
Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yaitu : birokrasi , teori
administrasi, dan manajemen alamiah.
Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi. Sedangkan teori administrasi dan
manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori
administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen
ilmiah member tekanan pada karyawan dan mandor dalam kegiatan perusahaan, atau
elemen mikro sebagai suatu bagian dari proses kerja. Teori klasik
mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuassan-kekuasaan,
tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor
lain yang terjadi bila orang bekerjasama.
TEORI BIROKRASI
Teori ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai
karakteristik - karakteristik structural tertentu yang dapat dikemukakan di
setiap organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan
karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1. Pembagian kerja yang
jelas.
2. Hirarki wewenang yang
dirumuskan secara baik.
3. Program rasional dalam
pencapaian.
4. Sisitem prosedur bagi
penanganan situasi kerja.
5. System aturan yang
mencangkup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.
6. Hubungan-hubungan antar
pribadi yang sifatnya “impersonal”.
Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normative,
yang menekankan struktur dalam organisasi.
TEORI ADMINISTRASI
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori
organisasi klasik. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan
Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.
Henry Fayol
Henry Fayol seorang industralis dari perancis pada
tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya
yang terkenal Administration Industrielle et Generale (Administrasi
Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial
dapat dibagi menjadi 6(enam) kelompok :
1. Kegiatan-kegiatan
tehnikal
2. Kegiatan-kegiatan
komersial
3. Kegiatan-kegiatan
financial
4. Kegiatan-kegiatan
keamanan
5. Kegiatan-kegiatan
akutansi
6. Kegiatan-kegiatan
manajerial
Fayol juga mengemukakan dan membahas 14 (empat belas)
kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi, yaitu :
1. Pembagian kerja
(division work)
2. Wewenang dan tanggung
jawab (authority and responsibility)
3. Disiplin (discipline)
4. Kesatuan perintah (unity
of command)
5. Kesatuan pengarahan
(unity of direction)
6. Mendahulukan kepentingan
umum daripada kepentingan pribadi (subordination of individual interest to
general interest)
7. Balas jasa (remuneration
of personnel)
8. Sentralisasi
(centralization)
9. Rantai scalar (scalar
chain)
10. Aturan (order)
11. Keadilan (equity)
12. Kelanggengan personalia (stability of tenure of
personnel)
13. Inisiatif (initiative)
14. Semangat korps (esprit de corps)
Disamping itu, fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan
administrasi menjadi “elemen-elemen manajemen” yang juga dikenal dengan
Fayol’s Functionalism atau teori fungsionalisme Fayol , yaitu :
1. Perencanaan (planning),
2. Pengorganisasian
(organizing),
3. Pemberian perintah (commanding),
4. Pengkoordinasian
(coordinating), dan
5. Pengawasan (controlling)
Urwick dan Gulick : Mooney dan Reilly
Luther Gulick dan Lydall Urwick , menggunakan pengalaman
manajerial mereka dalam menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam
dua makalahny A technical Problem dan The Function of
Administration. Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick
memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja ,
koordinasi , penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan.
Proses, personalia, dan tempat “ dan penggunaan staff.Urwick terutama
melihat kesulitan – kesulitan administrasi ,penerapan kaidah-kaidah organisasi
(terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangkan teknik-teknik
penerapannya yang kemudian dikenal dengan Urwick’s Technique.
Di Amerika Serikat, James D.Mooney dan Allen Reilly dalam
tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka, Onward Industry di mana
buku ini mempunyai dampak besar pada praktek manajemen di Amerika. Mereka
menekankan 3(tiga) prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah
dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan
bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip Koordinasi
2. Prinsip Skalar
3. Prinsip Fungsional
Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori manajemen
ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Dalam
buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama,
manajemen ilmiah merupakan penerapan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti
kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau
teknik-teknik.
F.W. Taylor menuangkan gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop Management ,
The Principles of Scientific yang menghasilkan empat kaidah dasar manajemen
yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan , yaitu :
1. Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek
dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang
kerja ilmiah yang benar.
2. Mengadakan seleksi, latiahn-latiahan, dan
pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan
bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi,
latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para
karyawan memperoleh kesempatan untuk ,encapai tingkat upah yang tinggi,
sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
4. Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu
dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara
karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang
baik.
Teori Klasik : Anatomi Organisasi Formal
Tiga unsure pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam
leteratur-leteratur manajemen adalah :
1. Sistem kegiatan yang
terkoordinat.
2. Kelompok orang.
3. Kerjasama untuk mencapai
tujuan.
Organisasi formal adalah system kegiatan yang
terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan
di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu organisasi
bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan kegiatan”
(unity of action) adalah sebagai berikut :
1. Kekuasaan, bisa
demokratis atau teoritis, hal ini disebut sebagai sumber pengorganisasian
tertinggi.
2. Saling melayani, yang
merupakan legitimasi social pada organisasi.
3. Doktrin, dalam arti
sederhana, hal ini merupakan rumusan tujuan organisasi.
4. Disiplin, diartiakan
sebagai perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri.
Tiang dasar teori organisasi formal adalah :
1. Pembagian kerja
2. Proses scalar dan
fungsional, proses pertumbuhan vertical dan horizontal organisasi
3. Struktur,
hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan di dalam suatu
organisasi.
4. Rentang kendali
(span of control)
Teori Organisasi Neoklasik
Teori Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori Neoklasik merubah,
menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori Neoklasik
didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan
bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan pembahasannya pada
struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-faktor ekonomi dan
rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasikbanyak menekankan pentingnya aspek
social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).
Perkembangan Teori Neoklasik
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang
dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik
ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardener
dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
Hugo Munsterberg
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis
bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial EfficiencyI,pada
tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan
perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun
1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan
karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
Percobaan-percobaan Hawthone
Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan
Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan disponsori oleh
National Research Council (Lembaga riset Nasinal). Studi Hawthorne
memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu system terbuka dimana
segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat . Studi tersebut juga
menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana insentif upah dan kondisi
kerja phisik sering dipandang sebagai satu-satunya factor yang menetukan
produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan
kelompok-kelopmpok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal
Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen poko dalam organisasi yaitu
perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai
tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan
orang lain.
Factor – factor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain
:
1. Lokasi , untuk membentuk
suatu kelompok orang harus mempunyai kontak tatap muka yang ajeg.
2. Jenis pekerjaan, ada
kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis pekerjaan yang sama akan
membentuk kelompok bersama.
3. Minat, perbedaan minat
di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil,
di samping satu yang besar.
4. Masalah-masalah khusus,
Teori Organisasi Modern
Aliran besar ketiga dalam teori organisasi dam manajemen adalah teori
modern atau disebut juga analisa system pada organisasi. Teori modern melihat
semua unsure sebagai satu kesatuan. Teori modern mengemukakan bahwa organisasi
bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan erat dengan lingkungan yang
stabil tetapi organisasi adalah suatusistem terbuka yang harus menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern
Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950. Teori
modern dengan tekanan pada perpaduan (synthesis) dan perancangan (design),
menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
Teori modern bias disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang
memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Ini
dilakukan dengan memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis yang terjadi
dengan dan dalam hal-hal yang umum, dikendalikan oleh sruktur.
Teori modern menyebutkan bahwa kerj suatu organisasi adalah sangat kompleks,
dinamis, multilevel, multidimensional, multi variable, dan probabilistic. Sebagai
suatu system, organisasi terdiri atas 3 (tiga) unsure ,yaitu :
1. Unsure struktur yang
bersifat makro
2. Unsure proses yang juga
bersifat makro
3. Unsure perilaku anggota
organisasi yang bersifat mikro.
Ketiga unsure ditas saling kait-mengait dan sebenarnya
tak terpisahkan satu sama lain.
Teori Sistem Umum
Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk
menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori system
umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan
menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titk
awal.
Ada beberapa tingkatan system yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan
klasifikasi tingkat-tingkat system sebagai berikut :
1. Struktur static
2. Sistem dinamik sederhana
3. Sistem sibernetik
4. System terbuka
5. System genetika social
6. System hewani
7. System manusiawi
8. System social
9. System transdental
Konsep system ini menjadi dasar utama analisa organisasi
akan teori organisasi modern. Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan
teori system umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi.
Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem
Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan
teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi. Teori modern berusaha
untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan
semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang
diterima umum. Hal ini sering disebut analisa system pada organisasi.
Factor-faktor yang membedakan kualitas
teori organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah dasar konseptual –
analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan di atas semuanya,
sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan
kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi
sebagai suatu system.
Bagian-bagian dari system dan saling ketergantungannya.
1. Individu dan struktur kepribadiannya
yang diberikan kepada organisasi.
2. Penentuan fungsi-fungsi formal, yang
biasa disebut organisasi formal.
3. Organisasi informal.
4. Struktur status dan peranan.
5. Lingkungan phisik pelaksanaan
pekerjaan.
Proses-proses hubungan dalam system.
Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal
yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga
proses tersebut adalah
1. komunikasi ,
2. berusaha untuk mencapai
keseimbangan, dan
3. pengambilan keputusan.
Pembagian kerja
Birokrasi
berorientasi pada aturan rasional atau aturan-aturan yang telah diperhitungkan
sebelumnya. Dengan demikian aktifitas pengorganisasian secara rasional adalah
untuk mewujudkan tujuan yang luas dan besar. Bentuk konkretnya yaitu dengan
menetapkan pembagian kerja secara relatif permanen. Pembagian kerja disini
artinya keseluruhan yang besar dibagi-bagi ke dalam kerja-kerja teknis yang
lebih kecil namun dengan masih saling ada keterkaitan satu sama lain.
Sementara, dalam pemisahan kerja tidak ada hubungan keterkaitan diantara
pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.Pembagian kerja juga diwujudkan dalam bentuk jabatan yang masing-masing memilki tugas kerjanya yang spesifik dan tegas. Dengan penstrukturan organisasi yang didasarkan pada pembagian kerja , maka pimpinan bisa memobilisasi dan menghimpun sumberdaya yang beragam dan sangat besar. Bisa dikatakan bahwa birokrasi modern itu mempunyai struktur dalam rangka pembagian tugas kerja secara tegas dan jelas sehingga tugas pekerjaan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan negara bisa tercapai. Jika tanpa struktur yang tegas dan jelas, akan ada banyak pemborosan sumberdaya karena ada hal yang dikerjakan secara lebih dari satu pihak, di sisi lain ada pekerjaan yang tidak tergarap. Dengan pembagian kerja itu, efektivitas dan potensi sumberdaya bisa menyebar merata dan dioptimalkan.
Bentuk-bentuk
organisasi
Organisasi Sosial adalah perkumpulan sosial
yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,
manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
tidak dapat mereka capai sendiri. Seperti misalnya arisan ibu – ibu. Ini
hanyalah salah satu contoh kecil dari organisasi sosial. Ada juga perkumpulan
karang taruna. Jadi biasanya organisasi sosial kebanyakan ada di
pedesaan/perumahan. Tapi ada juga yang mencakup wilayah yg luas. Seperti
kelurahan. Itu juga termasuk salah satu organisasi.Organisasi Informal yaitu keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
Organisasi Niaga yaitu organisasi yang mempunyai tujuan utamanya suatu keuntungan dalam organisasi itu sendiri. Bentuk-bentuk organisasi niaga cukup banyak juga yaitu :
1. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas dahulu disebut Naamloze Vennootschaap (NV), yaitu suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.
Perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham memiliki tanggung jawab yang terbatas yaitu sebanyak saham yang dimiliki.
Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Perseroan Terbatas ada 3 macam yaitu PT Terbuka, PT Tertutup dan PT Kosong.
Perbedaannya:
PT Terbuka menjual saham kepada masyarakat umum melalu pasar modal (go public) dan setiap orang berhak membeli saham perusahaan tersebut.
PT Tertutup modalnya berasal dari kalangan tertentu saja, misal dari kalangan kerabat atau keluarga dan tidak dijual ke umum. Sedangkan
PT Kosong adalah perseroan terbatas yang tidak memiliki kegiatan apa-apa tetapi telah memiliki izin usaha dan izin lainnya.
2. Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer atau biasa disebut CV (Commanditaire Vennootscap) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Bentuk CV dibagi menjadi 3 yaitu CV Murni, CV Campuran dan CV Bersaham.
CV Murni hanya terdapat satu sekutu komplementer, yang lain merupakan sekutu komanditer.
CV Campuran terbentuk dari suatu firma yang membutuhkan tambahan modal. Dimana sekutu firma tersebut menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain menjadi sekutu komanditer.
CV Bersaham adalah CV yang mengeluarkan saham yang tidak dapat diperjualbelikan. Sekutu komplementer maupun komanditer mengambil satu saham atau lebih.
3. Joint Ventura
Joint Ventura atau Perusahaan Patungan adalah sebuah kesatuan yang dibentuk antara 2 pihak atau lebih untuk menjalankan kegiatan ekonomi bersama. Perusahaan ini umumnya untuk suatu proyek khusus saja dan bisa berupa badan hukum, kemitraan atau struktur resmi lainnya bergantung pada jumlah pertimbangan seperti pertanggungjawaban pajak dan kerugian.
4. Koperasi
Koperasi adalah suatu jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah mensejahterakan anggotanya (menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1).
Jenis-jenis koperasi antara lain:
a. Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.
b. Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatan jual beli barang konsumen.
c. Koperasi produsen, yaitu koperasi yang beranggotakan para pengusaha UKM dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.
d. Koperasi pemasaran, yaitu koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk atau jasa koperasi anggotanya.
e. Koperasi jasa, yaitu koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
5. Kartel
Kartel adalah kelompok produsen mandiri yang bertujuan menetapkan harga, membatasi suplai dan kompetisi.
Departementasi
Pengertian
Departementasi
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi,. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi.Ada dua macam bentuk departementasi yaitu :
1. Departementasi Fungsional
Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Seperti pemasaran atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit.
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Kebaikannya :
a. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
b. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
c. Memusatkan keahlian organisasi
d. Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya :
a. Menciptakan konflik antar fungsi
b. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
c. Umpan balik yang lambat
d. Memusatkan pada kepentingan tugasnya
e. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi,. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi.Ada dua macam bentuk departementasi yaitu :
1. Departementasi Fungsional
Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Seperti pemasaran atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit.
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Kebaikannya :
a. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
b. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
c. Memusatkan keahlian organisasi
d. Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya :
a. Menciptakan konflik antar fungsi
b. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
c. Umpan balik yang lambat
d. Memusatkan pada kepentingan tugasnya
e. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2. Departementasi Divisional
Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah; mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar, tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.
Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah; mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar, tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.
DASAR-DASAR DALAM PELAKSANAAN DEPARTEMENTASI
• Seperti telah dikemukakan di
muka maka departementasi dapat didasarkan pada beberapa pertimbangan. Yang
perlu diingat bahwa melaksanakan departementasi harus dapat meningakatkan
efisiensi dan efektivitas dan bukan sebaliknya. Di sini akan kami berikan
beberapa dasar yang dapat dipakai dalam pelaksanaan departementasi. Perlu di
catat di sini bahwa dasar untuk pelaksanaan departementasi tidak boleh bersifat
statis tetapi harus bersifat dinamis. Artinya dasar untuk pelaksanaan
departementasi di sini sebenarnya dapat ditambah sesuai dengan perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. Dasar tersebut antara lain:
1. Departementasi Berdasarkan
Proses Produksi
2. Departementasi Berdasarkan
Jenis Product
3. Departementasi Berdasarkan
Lokasi
4. Departementasi Berdasarkan
fungsi
5. Departementasi Berdasarkan
Jenis Pembeli
6. Departementasi Berdasarkan
Waktu Berproduksi
7. Departementasi Berdasarkan
Jumlah Personil
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar