03. GAMBARAN UMUM PERENCANAAN
Proses Perencanaan
Pengertian Perencanaan
Pengertian Perencanaan adalah cara berpikir
mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi, terutama berorientasi pada
masa datang, berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusan – keputusan
kolektif dan mengusahakan kebijakan dan program.
Beberapa ahli lain merumuskan perencanaan
sebagai mengatur sumber-sumber yang langka secara bijaksana dan merupakan
pengaturan dan penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu
yang akan datang. Definisi lain dari perencanaan adalah pemikiran
hari depan, perencanaan berarti pengelolaan, pembuat keputusan, suatu prosedur
yang formal untuk memperoleh hasil nyata, dalam berbagai bentuk keputusan
menurut sistem yang terintegrasi.
Menurut Wilson, Pengertian
Perencanaan merupakan salah satu proses lain, atau merubah suatu keadaan
untuk mencapai maksud yang dituju oleh perencanaan atau oleh orang/badan yang
di wakili oleh perencanaan itu. Perencanaan itu meliputi : Analisis, kebijakan
dan rancangan.
Empat Tahap Dasar Perencanaan
Semua kegiatan perencanaan pada
dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Tahap
1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
.
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan
tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan
tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya
sumberdayanya secara tidak efektif.
Tahap
2 : merumuskan keadaan saat ini
. Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan
yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian
tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang
akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat
dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua
inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat
melaluikomunikasi dalam organisasi.
Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
. Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan
hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan
intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang
mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi
keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu
mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
. Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi
pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian
alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling
memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Rencana Operasional
Perencanaan operasional: kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan
perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi tersebut. Lingkup
perencanaan ini lebih sempit dibandingkan dengan perencanaan strategi.
Perencanaan operasional yang khas :
1. Perencanaan produksi (Production Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan metode dan teknologi yang dibutuhkan dalam pekerjaan
Perencanaan operasional yang khas :
1. Perencanaan produksi (Production Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan metode dan teknologi yang dibutuhkan dalam pekerjaan
2. Perencanaan keuangan (Financial Plans) : Perencanaan yang berhubungan
dengan dana yang dibutuhkan untuk aktivitas operasional
3. Perencanaan Fasilitas ( Facilites Plans) : Perencanaan yang berhubungan
dengan fasilitas & layaout pekerjaan yang dibutuhkan untuk mendukung tugas.
4. Perencanaan pemasaran (Marketing Plans) : Berhubungan dengan keperluan
penjualan dan distribusi barang /jasa.
perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan.
perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan.
Rencana Strategi
Perencanaan strategis adalah proses yang
dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau
arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber
dayanya (termasuk modal
dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi
ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat
digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social,
Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological,
Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning
) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini
untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis
adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini
untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 ).
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah
ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka
para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem
yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005
). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat
menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner,
1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi
dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan,
manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses
perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan
secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah
perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit
berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian
beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979).
Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang
mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga
apabila strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu
adalah kegagalan.
Faktor Waktu dan Perencanaan
Faktor Waktu dan Perencanaan
Factor waktu dan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam
tiga hal, yaitu:
1. waktu sangat diperlukan untuk meaksanakan perencanaan efektif
2. waktu sering diperlukan untk melanjutkan setiap langkah perencanaan
tanpa informasi lengkap tentang variable-variabel dan alternatif-
alternatif, karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua kemungkinan.
3. jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
Faktor waktu lainnya yang mempengaruhi perecanaan adalah seberapa sering
rencana-rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki. Ini tergantung pada
sumber daya yang tersedia dan derajat ketetapan perencanaan manajemen. Rencana
jangka pendek, menengah dan panjang.
Rencana – rencana jangka pendek mencakup berbagai rencana dari satu hari
sampai satu tahun; rencana-rencana jangka menengah mempunyai rentangan waktu
antara beberapa bulan sampai tiga tahun; dan rencana- rencana jangka panjang
mengikuti kegiatan selama dua sampai lima tahun, dengan beberapa rencana yang
diproyeksikan dua puluh lima tahun atau lebih dimasa yang akan datang.
Perencanaan jangka panjang berkenaan dengan perencanaan strategic.
Penetapan Tujuan
Misi dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu
menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan
abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas
(unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi
lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan
pasar.
Etzioni
mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
·
Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud
untuk merealisasikan
·
Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
2
unsur penting tujuan adalah :
1. Hasil-Hasil akhir
yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
2. Usaha-uasaha /
kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan
akhir / tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak
dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus
yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk
hirarki tujuan.
Fungsi
Tujuan
Berbagai
Fungsi Tujuan Organisasi
·
Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan
datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi
mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
·
Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan
sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
·
Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan
memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi)
organisasi
·
Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang
penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi
para anggota
· Dasar
Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan
organisasi
Managemen
By Objective (MBO)
MANAGEMEN
BY OBJECTIVE (MBO) oleh Peter Drucker :
Berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal
yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian
kegiatan (langkah) sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Gagasan
dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan proses partisipatif, secara aktif
melibatkan manajer dan para anggota pada setiap tingkatan organisasi.
Bidang pokok tujuan adalah : Posisi Pasar, Inovasi,
Produktivitas, Sumber Daya Fisik Serta Keuangan.
MBO
dapat dicapai melalui beberapa upaya untuk efektivitas dari program MBO (unsur
evektifitas MBO) , yaitu :
1. Pendidikan dan
pelatihan bagai manajer
2. Keterikatan antara
tujuan pribadi dan tujuan organisasi
3. Pelaksanaan umpan
balik secara efektif
4. Didorong adanya
peserta dari bawahan
Keunggulan
dari manajemen berdasarkan sasaran MBO adalah :
Meningkatkan komunikasi antara manajer dan
bawahan
Strategi
program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan
misinya. Rangkaian tujuan sebagai bagian proses MBO harus spesifik dan dapat
diukur
Kekuatan
Dan Kelemahan MBO
Kebaikan-kebaikan
program MBO :
·
Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka
·
Membantu dalam proses perencanaan dengan membuat para manajer menetapakan
tujuan dan sasaran
·
Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan
· Membuat
individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi
·
Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian
tujuan tertentu
Kelemahan-kelemahan
MBO, mempunyai 2 katagori :
Kelemahan-Kelemahan yang melekat (inherent) mencakup konsumsi waktu dan usaha
yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO,
serta meningkatkan banyaknya kertas kerja
Menyangkut masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO sukses :
· Gaya
dan dukungan manajemen
·
Penyesuaian dan perubagan MBO
·
Keterampilan- Keterampilan antar pribadi
·
Deskripsi jabatan
·
Penetapan dan pengorganisasian tujuan
·
Pengawasan metoda pencapaian tujuan
· Konflik
anatara kreativitas dan MBO
Pembuatan Keputusan
Tipe-Tipe Keputusan
Tipe-tipe keputusan dapat dibagi menjadi 3
yaitu:
- Keputusan-keputusan yang di program(programmed decisions) adalah satu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan dan prosedur.keputusan ini rutin dan dilakukan berulang-ulang.
- Keputusan-keputusan yang tidak di program(non-programmed decisions)adalah suatu keputusan yang berkenan dengan masalah-masalah khusus , khas dan tidak terbiasa.
- Keputusan-keputusan dengan kepastian , resiko dan ketidak pastian, dimana pembuatan keputusannya untuk masa depan atau masa yang akan datang.
3 macam keputusan-keputusan kepastian,
resiko dan ketidak pastian.
a) Dalam kondisi kepastian(certainly),bahwa
menejer dapat mengetahui apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang sebab
tersedia informasi yang akurat, terpecaya dan dapat diukur sebagai dasar
keputusan.
b) Dalam kondisi resiko/risk, bahwa
manajer mengetahui besarnya probabilitas kemungkinan hasil ,tetapi informasi
yang lengkap tidak tersedia.
c) Kondisi ke tidak pastian
(uncertainty),bahwa manajer tidak dapat mengetahui probabilitas dan tidak
mengetahui hasil-hasil dan menyangkut keputusan kritis dan yang paling
menarik.keputusan dapat diambil dengan menggunakan metode
kuantitatif(perhitungan statistik) untuk mengantisipasidan memperkirakannya .
Proses Pembuatan Keputusan
Proses pembuatan keputusan yang efektif:
- Pemahaman dan perumusan masalah,bahwa setiap keputusan harus dapt dipahami dengan perumusan masalah yang tepat dan akurat.
- Pengumpulan dan analisa yang relevan,bahwa setiap pengumpulan keputusan harus mempunyai analisa yang relevan dan nyata dalam pengambilan keputusan.
- Pengembangan alternatif-alternatif ,bahwa setiap pengembangan keputusan-keputusan dalam perumusan dan pengumpulan data harus dikembangkan secara alternatif-alternatif suatu keputusan.
- Evaluasi alternatif-alternatif,bahwa setiap mengevaluasi suatu keputusan harus dengan komposisi,data yamg lemgkap dan seimbang.
- Pemilihan alternatif terbaik,bahwa setiap pemilihan suatu keputusan harus dengan konsep-konsep data alternatif yang terbaik.
- Implementasi keputusan,bahwa setiap keputusan harus mempunyai perlengkapan yang matang dalam mengambil suatu keputusan.
- Evaluasi hasil-hasil keputusan,bahwa setiap keputusan harus mempunyai hasil-hasil yang akurat ,analisa yang tepat.yang nantinya dapat di evaluasi dan di kembangkan kembali sehingga menjadi hasil yang memuaskan.
Keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan
Konsep peran serta dalam pengambilan
keputusan mula-mula diperkenalkan oleh French et al.(1960), ketika
mengatakan bahwa peran serta menujukan suatu proses antara dua atau lebih pihak
yang mempengaruhi satu terhadap yang lainnya dalam membuat rencana, kebijakan,
dan keputusan. Peran serta bawahan dalam mengambil keputusan sesungguhnya lahir
dari desakan kebutuhan psikologis yang mendasar pada setiap individu.
Keinginan untuk berperan serta menurut Archbold (1976)
didorongkan oleh kebutuhan akan hasrat akan kekuasaan, ingin memperoleh
pengakuan, dan hasrat untuk bergantung pada orang lain, tetapi juga sebaliknya
tempat orang bergantung. Pentingnya peran serta bawahan dalam pengambilan
keputusan juga diakui oleh Alutto dan Belasco (1972), karena dengan demikian
ada jaminan bahwa pemeran serta(karyawan) tetap mempunyai kontrol atas
keputusan-keputusan yang diambil. Apabila pemeran serta tidak dapat
mengontrolnya, maka organisasi akan mengalami kerugian, sama dengan tidak ada
peran serta sama sekali.
Para menejer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa
melibatkan para bawahannya, keterlibatan ini dapat formal seperti pengguanaan
kelompok dalam pembuatan keputusan; atau informal seperti permintaan akan
gagasan-gagasan.
Bantuan para bawahan dapat terjadi pada setiap tahap
proses pembuatan keputusan. Bermacam-macam bentuk peran serta bawahan dalam
pengambilan keputusan telah diperkenalkan oleh sejumlah penulis. Seprti Cotton
et al. (1988) yang mencoba mengadakan penelitian terhadap berbagai karya tulis
tersebut dengan mengumpulkan lebih dari 400 artikel tentang peran serta dalam
pengambilan keputusan. Dimana setiap artikel itu diklasifikasikan ke dalam lima
sifat peran serta, yaitu ; formal-tidak formal, langsung-tidak langsung,
tingkat pengaruhnya isi dari keputusan, dan jangka waktunya singkat atau
lama. Dari lima sifat peran serta itu dengan memperhatikan berbagai
bentuk peran serta yang tersedia dalam kepustakaan, dirumuskanlah enam
kombinasi bentuk peran serta, yaitu:
(1)
Peran serta pengambilan keputusan dalam bidang tugas,
(2)
Peran serta konsultatif,
(3)
Peran serta jangka pendek,
(4)
peran serta informal,
(5)
Hak milik karyawan,
(6)
Peran serta perwakilan.
SUMBER :
http://dandyadventures.blogspot.com/2011/11/pebuatan-keputusan-tipe-tipe-keputusan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar