22. ILMU WEWENANG,
DELEGASI DAN DESENTRALISASI DALAM MASYARAKAT
Pengertian
wewenang, kekuasaan dan pengaruhewenang adalah hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu agar tercapai 1. Teori formal (pandangan klasik)
Wewenang merupakan anugrah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal
tersebut.Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang
tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke
atas sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah
pemilik atau pemegang saham.
2.Teori penerimaan
(acceptance theory of authority)
Wewenang timbul hanya
jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada siapawewenang tersebut
dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yangdipengaruhi
(influencee) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang
tergantung pada penerima (receiver),
yang memutuskan untuk menerima atau menolak.
Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan ataukejadian.
Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan
konflik dalam organisasi.
Pengaruhnya adalalah
Kekuasaan sering dicampur adukkan dengan wewenang, padahal keduanya berbeda.
Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, maka kekuasaan adalah
kemampuan untuk melakukan hak tersebut.
STRUKTUR LINI DAN STAFF
·
Organisasi Lini
Semua organisasi mempunyai sejumlah fungsi-fungsi dasar yang harus
dilaksanakan. Organisasi perusahaan biasanya memiliki tiga fungsi dasar, yakni
produksi (manufacturing atau operasi), pemasaran, dan keuangan.
Fungsi-fungsi dasar tersebut dilaksanakan oleh semua organisasi, baikmanufacturer,
pedagang eceran, perusahaan jasa, ataupun perusahaan nirlaba. Fungsi-fungsi tersebut
biasanya disusun dalam suatu organisasi lini di mana rantai perintah adalah
jelas dan mengalir kebawah melalui tingkatan manajerial.
·
Organisasi Lini dan Staf
Staf merupakan individu atau kelompok (terdiri dari para ahli) dalam
stuktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada
fungsi lini. Karyawan staf atau staf departemen tidak secara langsung terlibat
dalam kegiatan utama organisasi atau departemen. Sebagai contoh, staf spesialis
pemeliharaan tidak menciptakan produk, menjual, dan mengelola keuangan.
Beberapa alasan mengapa organisasi perlu membedakan antara-antara kegiatan
lini dan staf. Pertama, karena kegiatan-kegiatan lini mencerminkan pekerjaan
pokok organisasi. Manajemen puncak harus secara khusus memperhatikan kebutuhan
integritas dan pengaruh departemen-departemen tersebut.
Kedua, pengetatan yang harus dibuat organisasi dalam waktu krisis sangat
ditentukan oleh pilihan tehadap departemen lini atau staf. Sebagai contoh,
suatu perusahaan yang sedang mengalami penurunan permintaan produknya cenderung
melakukan pengetatan terutama pada departemen lini. Di lain pihak, jika
permintaan tetap kuat tetapi organisasi perlu menekan biaya, maka pengetatan
lebih cenderung dilakukan pada departemen staf.
Ada dua tipe staf, yaitu staf pribadi dan staf spesialis. Staf pribadi
dibentuk untuk memberikan saran, bantuan dan jasa kepada seorang manajer. Staf
pribadi kadang kala disebut sebagai asisten atau asisten staf yang tugasnya
biasanya generalis.
Sedangkan staf spesialis memberikan saran, konsultasi, bantuan, dan
melayani seluruh lini dan unsur organisasi. Disebut staf spesialis karena
fungsinya sempit atau khusus dan membutuhkan keahlian khusus.
WEWENANG LINI STAFF DAN FUNGSIONAL
WEWENANG LINI STAFF DAN FUNGSIONAL
·
Wewenang Lini
Wewenang lini (line authority) adalah wewenang di mana
atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Ini diwujudkan dalam wewenang
perintah dan secara langsung tercermin sebagai rantai perintah, serta
diturunkan ke bawah melalui tingkatan organisasi.
·
Wewenang Staf
Wewenang staf (staff authority) adalah hak yang dimiliki
oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi
rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia lini. Ini tidak memberikan
wewenang kepada anggota staf untuk memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.
·
Wewenang Staf Fungsional
Wewenang staf fungsional (functional staff authority) adalah
hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini. Bila
dilimpahi wewenang fungsional oleh manajemen puncak, seorang staf spesialis
mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai kegiatan fungsional di mana
hal itu merupakan spesialisasi dari staf bersangkutan. Sebagai contoh, seorang
spesialis keamanan mungkin mempunyai wewenang untuk memerintah manajer
laboratorium penelitian untuk menutup laboratorium bila gas berbahaya mencapai
tingkat tertentu yang membahayakan.
DELEGASI WEWENANG
Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada
orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang
kebawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya.
Empat hal yang terjadi saat delegasi diakukan;
1.
Pendelagisian menetapkan dan
memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2.
Pendelegasian melimpahkan
wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas
3.
Penerimaan delegasi menimbulkan
kewajiban dan tanggung jawab.
4.
Pendelegasi menerima
pertanggungjawaban dari bawahan untuk hasil yang dicapai.
Alasan-alasan pendelegasian
1.
Pendelegasian memungkinkan
manajer untuk mencapai hasil yang lebih baik dari pada mereka menangani
sendiri.
2.
Delegasi dari atasan kepada
bawahan adalah proses yang diperlukan agar organisasi dapat berfungsi lebih
efisien.
3.
Delegasi memungkinkan manajer
untuk memusatkan tenaganya untuk tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4.
Delegasi memungkinkan bawahan
untuk berkembang dan dapat digunakan alat untuk belajar dari kesalahan.
5.
Delegasi dibutuhkan karena
manajer tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan dan tidak selalu memahami masalah yang lebih terperinci. Sehingga
dibutuhkan organ yang serendah mungkin untuk menangani masalah yang makin rinci
dimana terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
Beberapa Pedoman Klasik yang dapat Dijadikan Dasar untuk Delegasi efektif
1.
Prinsip saklar
Dalam proses pendelegasian harus ada garis wewenang yang jelas mengalir
setingkat demi setingkat dari tingkatan paling atas ke tingkatan paling bawah.
Garis wewenang yang jelas akan membuat lebih mudah bagi setiap organ untuk mengetahui
kepada siapa dia dapat mendelegasikan, dari siapa dia akan menerima delegasi,
dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab.
Dalam pembuatan garis wewenang dibutuhkan delegasi penuh, yang berarti
bahwa semua tugas organisasi harus dibagi habis. Supaya di organisasi terhindar
dari terjadinya;
a.
gaps, yaitu tugas yang tidak ada penanggung jawabnya .
b.
overlaps, tanggung jawab atas tugas yang diberikan kepada lebih dari satu orang
individu.
c.
Splits, tanggung jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu
satuan organisasi.
Apabila ini terjadi akan menimbulkan kebalauan wewenang dan akuntabilitas.
2.
Prinsip kesatuan perintah
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap bawahan di organisasi seharusnya
melapor hanya kepada seorang atasan. Dengan prinsip ini maka membuat setiap
organ yang diberi tugas akan lebih mudah untuk memberi pertanggungjawaban atas
tugasnya.
3.
Tanggung jawab, wewenang, dan
akuntabilitas
Prinsip ini menyatakan bahwa;
a.
Tanggung jawab untuk tugas-tugas
tertentu diberikan ke tingkatan organisasi yang paling bawah dimana didapatkan
cukup kemampuan dan informasi agar tercipta keefisienan sumber daya organisasi.
b.
Setiap organ didalam organisasi
harus dilimpahi wewenang agar organisasi dapat lebih efektif.
c.
Manajer harus
mempertanggungjawabkan tugas-tugas bawahannya disamping mempertanggunjawabkan
tugasnya sendiri.
Beberapa Alasan Kegagalan Manajer dalam Mendelegasikan Tugas :
1. Manajer merasa lebih bila mereka tetap
mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Manajer takut akan resiko kegagalan
bawahannya dalam melaksanakan tugasnya atau manajer kurang percaya akan
kemampuan anak buahnya.
3. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang
tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas.
4. Manajer takut bila bawahan menjalankan
tugasnya secara efektif sehingga posisinya sendiri akan terancam.
5. Manajer tidak memiliki kemampuan manajerial
untuk menjalankan tugasnya.
Beberapa Alasan Bawahan Tidak Bersedia Menerima Delegasi
1. Dengan menerima delegasi maka bawahan menerima tanggung jawab dan
akuntabilitas baru. Kadang para bawahan beranggapan lebih mudah menyeesaikan
masalah dengan melimpahkan kepada manajer dari pada ditangani sendiri.
2. Bawahan merasa takut akan kesalahan yang dibuat dalam melaksanakan
delegasi sehingga mereka akan menerima kritik.
3. Kurangnya rasa percaya diri dari para bawahan dan merasa tertekan
apabila dilimpahi wewenang.
Penanggulangan Hambatan Dalam Delegasi
Louis Allen mengemukakan beberapa teknik kusus untuk membantu manajer
melaksanakan delegasi efektif.
1. Tetapkan tujuan
Bawahan diberi maksud dan tujuan akan pentingnya tugas-tugas yang
didelegasikan kepada mereka.
2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang
Bawahan harus diberi informasi yang jelas tentang apa yang harus mereka
pertanggung jawabkan dan mana saja yang ditempatkan di bawah wewenangnya.
3. Berikan motivasi kepada bawahan
Manajer dapat memberi dorongan kepada bawahan melalui perhatian akan
kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.
4. Meminta penyelesaian kerja
Manajer harus meminta ketuntasan kerja dari para bawahan.
5. Berikan latihan
Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan peaksanaan kerjanya.
6. Adakan Pengawasan yang memadai
Sistim pengawasan terpercaya
seperti laporan mingguan dibuat agar manajer tidak perlu mneghabiskan dengan
waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.
SENTRALISASI VERSUS DESENTRALISASI
Desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan
seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenang ke bawah ke
divisi-divisi , cabang-cabang atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah
lainnya.
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas
suatu organisasi.
Keuntungan-keuntungan desentralisasi adalah sama
dengan keuntungan-keuntungan delegasi, yaitu mengurangi beban manajer puncak,
memperbaiki pembuatan keputusan karena dilakukan dekat dengan permasalahan,
meningkatkan latihan, moral dan inisiatif menejemen bawah, dan membuat lebih
fleksibel dan lebih cepat dalam pembuatan keputusan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi
1. Filsafat manajemen. Banyak manajer puncak
yang menginginkan pengawasan pusat yang kuat sehingga mempengaruhi kesediaan
manajemen untuk mendelegasikan wewenangnya.
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi.
Organisasi tidak mungkin efisien bila semua wewenang pembuatan keputusan ada
pada satu atau beberapa manajer pusat saja.Suatu organisasi yang tumbuh besar
akan cenderung meningkatkan desentralisasi.
3. Strategi dan lingkungan organisasi.
Strategi organisasi akan mempengaruhi tipe pasar, lingkungan teknologi, dan
persaingan yang harus dihadapinya.
4. Penyebaran geografis organisasi. Semakin
menyebarnya satuan-satuan organisasi secara geografis , organisasi akan
cenderung melakukan desentralisasi karena pembuatan keputusan akan sesuai
dengan kondisi lokal masing-masing.
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang
efektif. Organisasi yang kekurangan peralatan efektif untuk pengawasan akan
cenderung melakukan sentralisasi jika manajemen tidak dapat memonitor
bawahannya dengan mudah.
6. Kualitas manajer. Desentralisasi memerlukan
banyak manajer yang berkualitas karena mereka harus mambuat keputusan sendiri.
7. Keaneka-ragaman produk dan jasa. Makin
beranekaragam produk yang ditawarkan, organisasi cenderung melakukan desentralisasi,
dan semakin tidak beranekaragam lebih cenderung melekukan sentralisasi.
8. Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya, seperti biaya dan
resiko yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, sejarah pertumbuhan
organisasi, kemampuan manajemen bawah, dan sebagainya.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar