Rabu, 31 Oktober 2012

KETIKA IBU BERFIKIR SAYA TIDAK MELIHAT



KETIKA IBU BERFIKIR SAYA TIDAK MELIHAT

                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya melihat ibu menggantungkan lukisan pertama saya pada lemari es dan saya ingin cepat-cepat untuk melukis yang lain lagi.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya melihat ibu memberi makan seekor kucing liar. Dari itu saya belajar, sungguh baik untuk menyayangi binatang.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya melihat ibu membuat kue kesukaanku. Dan saya belajar bahwa hal kecil pun dapat menjadi sesuatu yang spesial dalam hidup.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya mendengar ibu mengucapkan doa dan saya tahu disana ada Allah yang selalu bisa saya ajak ngobrol dan saya belajar untuk percaya pada Allah.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya melihat ibu membuatkan makanan dan membawanya kepada seorang teman yang sakit. Dari situ saya belajar bahwa segala yang kita punya dapat dipakai untuk menolong sesama.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya melihat ibu memberikan waktumu dan uangmu untuk menolong orang yang tidak memiliki apapun. Dari itu saya belajar bahwa orang mempunyai sesuatu harus memberikan kepada orang tidak punya.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya melihat ibu peduli dengan rumah kita dan kepada setiap orang di dalamnya. Dari itu saya belajar bahwa kita harus peduli pada apa yang diberikan kepada kita.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya melihat bagaimana ibu memegang tanggung jawabmu, bahkan ketika ibu merasa tidak enak badan dan saya belajar bahwa saya akan menjadi orang bertanggungjawab ketika saya semakin dewasa.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya melihat air mata dari matamu dan saya belajar bahwa kadang kala sesuatu itu menyakitkan dan tidak salah untuk menangis.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya melihat bahwa ibu peduli dan saya ingin menjadi segala sesuatu yang saya mampu.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat ...
                Saya belajar paling banyak dari msalah hidup bahwa saya perlu untuk mengetahui bagaimana menjadi orang yang baik dan produktif ketika saya bertumbuh dewasa.
                Ketika ibu berfikir saya tidak melihat...
                Saya mencarimu dan ingin mengatakan “Terimakasih untuk segala sesuatu yang saya lihat ketika ibu berfikir saya tidak melihat.”

WAKTU



WAKTU

                Seorang ayah tiba dirumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.
                “Kok belum tidur?” sapa sang Ayah sambil mencium anaknya.
                Biasanya, si anak memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
                Sambil membuntuti sang Ayah menuju ruang keluarga, si anak menjawab, “Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?”
                “Lho tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?”
                “Ah enggak. Pengen tahu aja.”
                “Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja, jadi gaji ayah dalam satu bulan berapa hayo?”
                Si anak berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika sang Ayah beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, anak pun berlari mengikutinya.
                “Kalau suatu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong.” Katanya.
                “Wah pintar kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah sang Ayah.
                Tetapi si anak tak beranjak.
                Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, si anak kembali bertanya, “Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?”
                “Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.”
                “Tapi ayah ....” kesabaran sang ayah habis.
                “Ayah bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Imron.
                Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, sang Ayah nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok anaknya di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Anak itu didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
               

                Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, sang Ayah berkata, “Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun Ayah kasih.”
                “Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.”
                “iya, iya, tapi buat apa?” tanya sang Ayah lembut.
                Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makannya aku mau pinjam dari Ayah.” Kata si anak polos.
                Sang Ayah terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.

KISAH POHON APEL



KISAH POHON APEL

                Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.
            Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
            Waktu terus berlalu.
            Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.
            Suatu hari ia mendatangi pohon apel.
            Wajahnya tampak sedih.
            “Ayo kesini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.
            “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.
            “Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
            Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”
            Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
            Suatu hari anak lelaki itu datang lagi.
            Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
            “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel.
            “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu.
            “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”
“Duh maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel.
            Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.
            Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.
            Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.
            Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi.
            Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
            “Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel.
            “Aku sedih,” kata anak lelaki itu.
            “Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”
            “Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”
            Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya.
            Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.
            Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
            “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.”
            “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk menggigit buah apelmu.” Jawab anak lelaki itu.
            “Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.
            “Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.
            “Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan kepadamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki.
            “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.”
            “Ooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.
            Pohon apel sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

PERSONALIA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP MANAJEMEN



25. PERSONALIA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP MANAJEMEN


Proses penyusunan personalia
Perencanaan SDM, yg dirancang untuk pemenuhan kebutuhan personalia org.
• Penarikan, yg berhubungan dgn pengadaan Calon-calon personalia segaris dengan rencana sdm.
• Seleksi, mencakup penilaian dan pemilihan diantara calon-calon personalia.
• Pengenalan dan orientasi, yg dirancang untuk membantu individu-individu yg terpilih menyesuaikan diri dengan lancar dalam org.
• Latihan dan pengembangan utk meningkatkan kemampuan perseorangan dan kelompok utk mendorong efektivitas org.
• Penilaian Pelaksanaan kerja dilakukan dengan mbandingkan antara pelaksanaan kerja perseorangan & standar-standar atau tujuan-tujuan yg dikembangkan bagi posisi trsebut.
• Pemberian balas jasa & penghargaan disediakan bagi karyawan-karyawan sebagai kompensasi
pelaksanaan kerja & sebagai motivasi bagi pelaksanaan di waktu yg akan datang.
• Perencanaan dan pengembangan karier Mencakup transfer (promosi atau demosi), penugasan kembali, pemecatan, pemberhentian atau pension.

Perencanaan SDM

Ada bagian perencanaan personalia:
• Penentuan jabatan2 yg harus diisi, kemampuan yg dibutuhkan karyawan utk melaksanakan pekerjaan tsb, dan brp jmlh karyawan utk melaksanakan pekerjaan tsb
• Pemahaman pasar tenaga kerja dimana karyawan potensial ada
• Pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran Karyawan

Penarikan dan Seleksi Karyawan

• Penarikan tenaga kerja
Memanggil pelamar utk mengisi jabatan yg lowong dlm suatu organisasi melalui berbagai sbr tenaga kerja (iklan, lembaga pendidikan, kenalan/keluarga karyawan, dll)
- Seleksi tenaga kerja
Proses utk memberi jabatan kpd pelamar yg tepat, yg pd umumnya tdd tahap2 wawancara, pengisian form lamaran, pemeriksaan referensi, tes psikologi, pemeriksaan kesehatan & persetujuan atasan langsung Seleksi dan penempatan tenaga kerja yg keliru akan membawa dampak negatif :
�� timbulnya keresahan tenaga kerja,
�� turunnya semangat dan kegairahan kerja,
�� turunnya produktivitas,
�� kekeliruan dalam pelaksanaan tugas &
�� tanggun g ja wab yg kurang.







Latihan ,dan Pengembangan Karyawan

Suatu organisasi hanya dapat berkembang dan terus hidup bila selalu tanggap perubahan lingkungan, teknologi,dan ilmu pengetahuan
�� Berbagai aktivitas yg dapat dilakukan oleh suatu organisasi utk pengembangan tenaga kerja, yaitu:

• Pelatihan/pendidikan
 Pelatihan/pendidikan
ü
 investasi jangka
ü
 panjang pd SDM
ü
 memperbaiki/meningkatkan
ü
 Pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai ybs lebih maju.
ü

• Rotasi Jabatan
 Seorang karyawan ditugaskan memegang jabatan yg berbeda dari satu waktu ke waktu yg lain
ü
 memahami pelaksanaan berbagai tugas, memperoleh pengetahuan yg lebih luas
ü

• Delegasi
Agar delegasi dapat efektif,
harus memperhatikan:
 tugas, wewenang, dan pertanggung jawaban
ü
 Delegasi diberikan pd orang yg tepat, agar dapat melaksanakan tugas tsb
ü
 Delegasi harus dibarengi dgn peralatan, waktu, biaya yg diperlukan
ü
ü Penerima delegasi harus dimotivasi dgn memberikan insentif yg diperlukan

• Promosi
Kegiatan pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yg lebih tinggi, dimana tugas, wewenang, dan tanggung jawab lebih tinggi dari sebelumnya.

• Konseling
Dalam setiap organisasi, karyawan dpt dibagi 2, yaitu: Penasehat (manajer) dan yang dinasehati (karyawan bawahannya). Nasehat khususnya yg berhubungan dgn pelaksanaan pekerjaan bahkan persoalan pribadi.

• Konferensi
 Ikut serta dalam suatu konferensi bagi seseorang akan banyak memberi
ü pengalaman, pengetahuan dlmberbagai bidang& dapat menambah keterampilan.
 
�� Cara menyelenggarakan konferensi, proses rapat, cara diskusi, danü pengambilan keputusan akan membawa dampak pada setiap orang yg turut dalam suatu konferensi


Kompensasi Karyawan

a Pemberhentian
Pemberhentian berarti pemutusan hubungan kerja (PHK) dgn pegawai, PHK dilakukan bila pegawai sudah parasit kpd perusahaan (output < input yg digunakan).
b. Pemensiunan
Pemensiunan berarti pemberhentian pegawai oleh perusahaan krn pegawai berumur lanjut shg tidak lagi dapat bekerja dg sempurna. (50-60 thn)
c. Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif, yaitu apa yg menggerakkan atau mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan, yg berhubungan dg  jawaban pertanyaan mengapa tingkah laku seseorang demikian.

















Sumber :